<blog.pagename></blog.pagename> | <blog.title></blog.title> <blog.pagetitle></blog.pagetitle>
Hari-hari semakin cepat berlalu dan sepertinya malam semakin panjang ditambah dengan datangnya musim dingin yang menambah buruknya cuaca pada saat perang besar akan dimulai. Butir salju pertama turun perlahan-lahan dari angkasa, seolah-olah menyatakan bahwa akhir dari masa ini telah dekat.

Keajaiban Dunia Cerita tentang kehebatan perang masa lalu seolah hilang dan tidak seindah seperti yang diceritakan, Sebuah cerita yang hebat tapi tidak lain adalah kenangan tentang suatu masa ketika orang merasa abadi. Prajurit tua berkerumun di samping perapian dan mengingat rekan perjuangannya yang telah berjuang disisinya dan kalah, saat ini, jauh dalam bayangan kegelapan. Pasukan dan keberhasilan masa lalu telah kehilangan kemasyurannya dan mereka yang tersisa bertanya, apakah yang mereka perjuangkan dan masih patutkah diperjuangkan. Mereka memutuskan untuk tidak akan berdiam diri di musim dingin ini dan menjadi salah satu yang harus diingat dan dikenang.

Mereka berjanji untuk mencari ke seluruh dunia untuk pengetahuan mengenai keajaiban masa lalu, yang tersembunyi di masa lalu, di dunia yang sekarang melegenda, di dunia yang berada di luar ingatan mereka. Pahlawan dan tentara melangkah jauh, mencari, melintasi ladang, hutan dan pegunungan, menantang musuh-musuh mereka untuk membawa rahasia dari masa lalu yang hilang, kembali ke daerahnya. Setelah kekecewaan yang datang bertubi-tubi, hadirlah senyuman pada pahlawan tak dikenal dan menuntunnya untuk mendapatkan wahyu bahwa suku yang belum lama hilang sebenarnya bersembunyi di antara yang hidup ---- Natars yang menakutkan. Para Natars yang memiliki pengetahuan dan misteri, suatu ras kuno yang sangat ditakuti kebiadaban mereka dalam pertempuran, sebagaimana cerita-cerita yang gunakan untuk menakut-nakuti anak-anak ketika akan tidur.

Dengan kegentaran, tentara Travian mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang mereka cintai, mungkin untuk terakhir kalinya, menuju, berbaris panjang ke desa-desa Kekaisaran Natarian. Ratusan ribu jiwa berbaris di jalan- jalan yang ramai di bawah langit musim dingin seperti bahwa ini adalah takdir mereka. Tidak ada ketakutan di mata mereka, tanpa ragu, karena mereka tahu, bahwa ini adalah kesempatan mereka, satu-satunya kesempatan, untuk meninggalkan usia ini tanpa berbisik, tetapi raungan deklarasi, bahwa mereka ada. Sebuah deklarasi yang akan bertahan sepanjang zaman, untuk menjadi cerita, lagu dan legenda

Di bawah langit musim dingin , kerlip lampu-lampu di desa- desa Natarian menunggu ratusan pasukan berbaris menuju mereka, ketakutan pasukan dari Kerajaan mati siap untuk mempertahankan sesuatu berharga yang pernah mereka kuasai, mengetahui bahwa banyak keuntungan yang bergantung dari mereka akan menjadi penting untuk nasib dunia dan banyak bangsa.

Artikel Yang Berhubungan



 
Powered By irul ganteng | Portal Design By irul nuno © 2009 | Resolution: 1024x768px | Best View: Firefox | Top